Laman

Selasa, 07 Desember 2010

Beban

Dikisahkan ada seorang pemuda yang tidak bahagia, tertekan dan hidup serasa dijalani dengan memikul beban yang berat.

Agar mengurangi beban, dia datang pada orang yang bijak untuk meminta nasehat. Setelah mendengar keluh kesah pemuda itu, sang kakek memberikan keranjang kosong dan menyuruhnya untuk memanggul.
“Bawalah keranjang kosong ini. Jika kamu temui batu, ambil dan masukkan pada keranjang ini. Ayo kita berjalan.“

Dengan ditemani sang kakek dan setelah berjalan cukup lama serta mengambil setiap batu, sang kakek bertanya, “Bagaimana? Apakah bertambah berat?”
Sang pemuda menjawab, “Tentu Kek. Keranjang ini bertambah berat.”

Kakek menyuruhnya berhenti dan berkata, "Keranjang dan beban di pundakmu sama seperti kehidupanmu saat ini. Saat kita terlahir di dunia seperti halnya keranjang kosong, dan sepanjang jalan kehidupan maka kita punguti setiap apa yang kita inginkan dan kita masukkan pada keranjang ini. Semakin lama akan semakin berat."

‎​Sang pemuda bertanya lagi, “Bagaimana caranya agar lebih ringan?”
Sang kakek bukannya menjawab malah bertanya, “Apakah kamu akan melepaskan keluarga, prestasi dan pekerjaanmu atau semua yang kamu punyai?”
Anak muda itu menggelengkan kepala.

“Sepanjang kehidupan manusia akan menemui halangan dan tantangan yang akan dilewati dan dihadapi. Setiap kita melewati maka kita bertumbuh dan akan muncul lagi ujian baru. Itulah kehidupan, semakin besar prestasi, ujian dan tantangan yang kita ciptakan, maka beban di pundak akan semakin berat. Saranku..... jika kamu tidak akan melepaskan apa yang kamu peroleh, terimalah beban itu apa adanya. Jangan menerima dan menganggap sebagai beban, namun sebagai tanggung jawab yang membahagiakan. Dan perlu kamu ingat setiap manusia berkewajiban memikul tanggung jawabnya sendiri. Dan tidak dapat dialihkan pada orang lain."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar